Pemain Biola Disebut
Itzhak Perlman pernah belajar di Juilliard School
Setelah Itzhak Perlman bermain di Ed Sullivan Show, dia memulai studinya di Juilliard School, di mana dia bertemu dengan guru musik klasik, Ivan Galamian dan Dorothy DeLay. Awalnya, Perlman enggan bermain piano di depan mereka karena merasa minder dan tidak percaya diri. Namun, setelah dia memainkan biola dari komposer Mendelssohn yang rumit, DeLay baru mengakui bakatnya yang luar biasa, dan dia akhirnya menjadi mentor Perlman.
DeLay dengan penuh kasih mengajarinya biola dan membuatnya menjadi pribadi yang mandiri, membawa Itzhak ke museum dan mempekerjakan seorang guru seni untuk mengajarinya tentang seni. Hari ini, Itzhak mengajar dengan metode yang sama seperti yang DeLay ajarkan padanya.
Rumor Paganini menjual jiwa ke iblis
Pada masanya, banyak orang percaya dengan rumor bahwa Paganini telah menjual jiwanya kepada iblis demi mendapatkan keahlian bermain biola yang luar biasa. Rumor ini muncul karena beberapa hal, seperti penampilan fisik Paganini yang aneh, hingga gaya bermain yang dramatis dan di luar nalar. Beberapa orang juga mengklaim bahwa mereka melihat sosok iblis yang membantu Paganini bermain biola di atas panggung.
Paganini sudah membantah mengenai rumor ini, tetapi ia memanfaatkan rumor ini untuk menarik perhatian publik. Ia bahkan menulis sebuah karya yang berjudul Le Streghe (The Witches), yang terinspirasi oleh legenda iblis dan Paganini. Karya opera yang bercerita tentang seorang wanita yang bersekutu dengan iblis, dan menampilkan teknik-teknik bermain biola yang sulit dan menakjubkan.
Semua hal tersebut menjadikan Paganini sebagai pemain biola dengan cerita yang legendaris. Ia tetap berdedikasi dalam seni bermain biola, ditengah masalah kesehatan dan rumor yang buruk. Niccolo Paganini menjadi salah satu tokoh musik klasik yang paling berpengaruh dan menginspirasi banyak generasi pemusik hingga saat ini.
Baca Juga: Sejarah HFPA, Organisasi yang Membentuk Golden Globe Awards
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Orang tua Itzhak Perlman sangat mendukung minat dan bakat anaknya
Kehidupan orang tua Perlman cukup sulit. Dilansir Encyclopedia.com, ibu dan ayah Itzhak beremigrasi dari Polandia ke Israel pada tahun 1930-an, mereka bertemu dan menikah di Tel Aviv, yang masih menjadi milik Palestina pada pertengahan tahun 1940-an.
Selama ini, orang tuanya melakukan segudang pekerjaan sambilan untuk mendukung putra mereka menjadi seorang musisi. "Ayah saya melakukan apa saja untuk mencari nafkah, dia belajar bagaimana menjadi tukang cukur dan mencuci pakaian tetangga. Mereka menyesuaikan apa yang mereka lakukan untuk mencari nafkah dengan apa yang harus mereka lakukan untuk saya," ungkap Perlman dalam film dokumenternya.
Melalui beasiswa America-Israel Cultural Foundation, Perlman dan orang tuanya pindah ke New York. Orang tua Perlman semaksimal mungkin mendukung karier putra mereka di industri musik. Orang tuanya tidak ingin melihat Perlman merasa pesimis karena kelumpuhan yang dialaminya, oleh sebab itu, mereka mencoba mencari peruntungan mereka di Amerika Serikat, dan siapa sangka, usaha itu berhasil.
Karya-karya yang mengesankan
Niccolo Paganini menciptakan banyak karya musik yang melegenda dan berkesan dari masa ke masa. Beberapa karyanya dianggap sulit dan kompleks dalam literatur biola, hingga banyak pemain biola masa kini yang kesulitan. Paganini menggunakan teknik-teknik yang luar biasa, seperti pizzicato, staccato, harmonik, tremolo, dan glissando.
Salah satu karya terkenalnya adalah 24 Caprices for Solo Violin Op 1, yang ia tulis antara tahun 1802 dan 1817. Karya ini terdiri dari 24 bagian yang masing-masing memiliki karakter dan tantangan tersendiri. Karya ini menjadi inspirasi bagi banyak komposer lain, seperti Liszt, Schumann, Brahms, Rachmaninoff, dan Lutoslawski.
Itzhak Perlman muncul di banyak acara TV
Itzhak Perlman muncul dalam segudang film dokumenter musik yang mengikuti pertunjukan musiknya dan saat ia mengajar. Selain itu, Perlman juga muncul di TV, seperti acara Sesame Street. Dalam episode ini, Perlman bekerja sama dengan Oscar the Grouch. Itu sebabnya Perlman menjadi musisi yang dicintai oleh semua orang dari segala usia dan latar belakang.
Perlman juga tampil di The Tonight Show, The Late Show with David Letterman, dan di The Late Show with Stephen Colbert, di mana dia menampilkan medley dua lagu dengan Jon Batiste. Serunya lagi, Perlman muncul di acara memasak, "Artist's Table" karya Jacques Pépin, di situ dia berbagi kecintaannya pada makanan dan musik.
Sepanjang film dokumenter "Itzhak" tahun 2017, Toby dan Itzhak Perlman memperjelas satu hal. Musik dapat menggerakkan dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Perlman pun tidak pernah menganggap musik sebagai pekerjaan. Dia juga merasa cukup beruntung karena dapat merasakan dan menyampaikan begitu banyak hal melalui musik.
Baca Juga: Musik Tradisional: Ciri-ciri, Fungsi, dan Contoh Alat Musik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
TEMPO.CO, Jakarta - Usulan untuk memasukkan keluarga pemain judi online dalam daftar penerima bantuan sosial atau bansos menuai kontroversi. Direktur Ekonomi Digital Celios Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menegaskan bahwa judi secara hukum dilarang oleh negara.
"Mereka yang melakukan judi online secara sadar melanggar aturan. Tidak bisa disebut korban," ucap Nailul dikutip dari Koran Tempo, Rabu 19 Juni 2024. Keluarga penjudi online juga tidak masuk ke dalam kriteria penerima bansos yang hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang masuk ke dalam kategori miskin atau miskin ekstrem. Syarat penerima bansos diatur dalam Keputusan Menteri Sosial No.146/HUK/2013 tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memaparkan pemain judi online dapat dimasukkan dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai penerima bansos.
DTKS merupakan pangkalan data induk masyarakat yang memerlukan pelayanan kesejahteraan sosial. DTKS yang dikelola oleh Kementerian Sosial ini menjadi acuan dalam program pengentasan kemiskinan. Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial No.146/HUK/2013 tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu, terdapat 11 kriteria yang harus dipenuhi rumah tangga penerima bansos.
Rinciannya adalah, tidak memiliki sumber mata pencaharian atau bersumber mata pencaharian, tetapi tidak memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Lalu memiliki pengeluaran sebagian besar untuk konsumsi makanan pokok dengan sangat sederhana.
Selanjutnya adalah tidak mampu atau mengalami kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan ke tenaga medis, kecuali Puskesmas atau disubsidi pemerintah. Lalu tidak sanggup membeli pakaian satu kali dalam satu tahun untuk setiap anggota rumah tangga.
Selain itu memiliki kemampuan untuk menyekolahkan anak hingga jenjang sekolah lanjutan tingkat pertama. Dan dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari bambu, kayu, atau tembok dengan kualitas rendah atau tidak baik, termasuk tembok berlumut atau sudah usang maupun tembok tidak diplester. Lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah, kayu, semen, atau keramik dengan kondisi kualitas rendah atau tidak baik.
Lalu atap bangunan tempat tinggal terbuat dari ijuk, rumbia, genteng, seng, atau asbes dengan kondisi kualitas rendah atau tidak baik. Memiliki penerangan bangunan tempat tinggal bukan dari listrik atau listrik tanpa meteran. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 meter persegi per orang. Kriteria terakhir adalah memiliki sumber air minum berasal dari mata air atau sumur tak terlindung, air sungai, air hujan, atau lainnya.
Niccolo Paganini adalah seorang pemain biola terkenal dari abad ke-19. Ia dikenal sebagai salah satu maestro biola terbaik dan paling inovatif dalam sejarah musik. Di balik kehebatannya, terdapat cerita misterius dan kontroversial dari cerita hidup Paganini.
Beberapa orang percaya bahwa Paganini menjual jiwanya kepada iblis demi mendapatkan kemampuan bermain biola yang luar biasa. Selain rumor tersebut, masih banyak fakta menarik dari Niccolo Paganini sebagai pemain biola yang legendaris. Yuk, kita simak lebih lanjut.
Memiliki masalah kesehatan
Niccolo Paganini mengalami berbagai masalah kesehatan sepanjang hidupnya yang memengaruhi penampilan dan reputasinya. Ia didiagnosis menderita tuberkulosis, sifilis, dan skoliosis yang membuat tulang belakangnya bengkok. Selain itu, Paganini juga diduga menderita sindrom Marfan.
Sindrom Marfan adalah sebuah gangguan genetik yang menyebabkan jari-jari dan persendian yang panjang dan lentur. Akibat kondisi fisiknya yang aneh, banyak orang yang menganggap Paganini sebagai sosok yang menyeramkan dan tidak wajar. Akan tetapi, Paganini mengubah kekurangannya menjadi sebuah kelebihan.
adalah salah satu sebutan untuk pemain biola atau violin.
. Banyak violinist diluaran sana. Mulai dari dunia belahan barat sampai timur, dari belahan utara maupun belahan selatan. Namun, tak perlu jauh-jauh ke penjuru dunia, di negara tercinta kita ini banyak sekali violinist yang berbakat. Mulai dari yang muda sampai tua baik itu laki-laki maupun perempuan semuanya memiliki bakat serta keterampilan yang berbeda-beda dalam bermain biola.
Diantara violinist-violinist tersebut pastinya adalah yang memiliki kemampuan lebih yang jarang dimiliki oleh banyak orang. Siapa sajakah pemain biola terbaik asal Indonesia yang siap atau bahkan sudah Go Internasional? Mari kita bahas satu persatu.
(lahir di Batavia, Hindia Belanda (sekarang Jakarta), 7 Juni 1938 – meninggal di Cimanggis
Depok, 28 April 2014 pada umur 75 tahun) adalah seorang pemain biola berkebangsaan
ndonesia. Ia adalah anak dari pemain biola Orkes RRI Studio Jakarta, Bp. Sardi. Sementara ibunya, Hadidjah merupakan aktris Indonesia di era tahun 1940-1970.
Tahun 1952 Sekolah Musik Indonesia (SMIND) dibuka, dengan persyaratan menerima lulusan SMP atau yang sederajat. Pada tahun 1952, Idris Sardi baru berusia 14 tahun, sehingga ia belum lulus SMP, namun karena permainannya yang luar biasa ia bisa diterima sebagai siswa SMIND tersebut. Bersama temannya yang juga pemain biola, Suyono (almarhum).
Pada orkes siswa SMIND pimpinan Nicolai Varvolomejeff, tahun 1952 Indris yang masih memakai celana pendek dalam seharian duduk sebagai concert master pada usia 14 tahun, duduk bersanding dengan Suyono. Rata-rata siswa SMIND berusia di atas 16 tahun. Guru biola Idris waktu di Yogyakarta (1952-1954) adalah George Setet, sedangkan pada waktu di Jakarta (setelah 1954) adalah Henri Tordasi. Kedua guru orang Hongaria.
Ketika M. Sardi meninggal, 1953, Idris dalam usia 16 tahun harus menggantikan kedudukan sang ayah sebagai violis pertama dari Orkes RRI Studio Jakarta pimpinan Saiful Bahri. Pada tahun 60-an, Idris beralih dari dunia musik biola serius, idolisme Heifetz, ke komersialisasi Helmut Zackarias.
Iskandar Widjaja (lahir di Berlin, 6 Juni 1986; umur 30 tahun) adalah seorang pemain biola asal Jerman dan pemenang berbagai kompetisi internasional. Dia adalah cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yang sangat terkenal di era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya. Dia memiliki darah Tionghoa Medan dari Ibunya (Chin Widjaja) dan Belanda-Arab-Maluku dari Ayahnya (Ivan Hadar). Dia memulai berlatih piano sejak berusia tiga tahun setelah ia dan ibunya menyaksikan sebuah konser musik klasik anak-anak di Jerman. Iskandar Widjaja mulai bermain biola sejak usia 3 tahun setelah ia dan ibunya melihat konser musik. Usai mendapatkan biolanya, Iskandar Widjaja belajar bermain biola dengan teknik Suzuki di bawah ajaran Susan Mann. Teknik Suzuki adalah metode belajar instrumen musik yang mengacu pada pengajaran Dr Shinichi Suzuki, pebiola dan pendidik musik, Yaitu belajar seperti mempelajari bahasa ibu. Beranjak remaja, Iskandar Widjaja diterima sebagai siswa termuda di Collage if Music, Berlin. Setelah lulus, Iskandar Widjaja melanjutkan ke University of the Arts di Berlin. Kepiawainnya bermain biola membuatnya meraih banyak penghargaan bergengsi. Sebut saja medali emas dalam First International Hindemith Violin Competition, dan First Prize dalam the German National Competition "Jugend musiziert". Dia juga meraih "Best Bach" dan "Best Beethoven" sonatas di the XXI Concorso Violinistico Internazionale Andrea Postacchini dan masih banyak lagi. Di usia yang masih muda, prestasi pria kelahiran Jerman, 6 Juni 1986 ini sudah mendunia. Prestasi itu pulalah yang mengantarnya tampil di pergelaran di seluruh dunia. Seperti tampil di the Sydney Symphony Orchestra, the Dubrovnik Symphony Orchestra, the Sinfonieorchester Berlin, the Orchestre de la Suisse Romande. Belum lagi festival-festival kelas atas seperti "Kissinger Summer", "Valdres Sommersymfoni", "Festival de St. Prex", "Music Festival Phnom Penh" dan "Keshet Eiolon".
, atau biasa dipanggil Icha (lahir di Jakarta, 28 April 1999; umur 17 tahun) adalah seorang pemain biola asal Indonesia. Gadis ini memang telah memiliki minat pada biola sejak usia dua tahun. Clarissa meminta sendiri kepada orang tua nya untuk mengkhursuskan Icha bermain biola. Dia pun mulai belajar memainkan biola sejak usia 4 tahun. Hasilnya, Icha benar-benar berhasil menunjukkan prestasinya di dunia tersebut. Di Usia 5 tahun Icha berhasil meraih Juara I Kids Talent Contest, dan pada usia 6 tahun mulai mempersiapkan diri untuk membuat album pertamanya.
Pada usia delapan tahun, Icha telah meluncurkan album perdananya yang berjudul "8" yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2008. Di album pertamanya ini Clarissa memadukan permainan biolanya dengan beberapa jenis musik seperti jazz, dangdut, dan pop. Album yang berisi 11 lagu ini 10 di antaranya adalah berupa musik instrumental dengan alunan biola buah gesekan dari tamara sedangkan lagu yang berjudul “kring – Kring Halo” dinyanyikan sendiri oleh Clarissa. Album yang digarap selama 2 tahun ini melibatkan beberapa musisi seperti Tamam Hoesein, Henry Lamiri, Marcel Aulia, Indro Hardjoko dan Uce Haryono. Satu tahun setelah album pertama Clarissa direales Clarissa berhasil meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia 2009 sebagai "Artis Terbaik" dan "Karya Produksi Terbaik" dalam bidang World Music/Instrumentalia. Dan pada Desember 2009 Clarissa meriliskan album keduanya yang berisi lagu - lagu natal dan berjudul "9 Gift of Christmast".
Di usianya yang ke 14, Clarissa Tamara membuktikan talentanya pada tanggal 15 Juni 2013 dengan mencatat Rekor Dunia pada badan Record Holder Republic sebagai Pemain Biola Tercepat memainkan lagu Flight of The Bumblebee dengan kecepatan 273 bpm (beat per minute)dalam waktu 49,42 detik
(lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 24 Agustus 1972; umur 44 tahun) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai musisi yang tergabunng dalam grup musik Arwana. Selain bermain untuk grupnya, Hendri juga mendukung banyak musisi dan penyanyi antara lain Erwin Gutawa, Chrisye, KLa Project, Mus Mujiono, Ika Ratih Poespa, Clarissa Tamara, Duo Ratu, dan lain-lain. Dia juga terlibat dalam penggarapan ilustrasi musik sejumlah film.
Hendri Lamiri lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 24 Agustus 1972. Sejak usia muda, Hendri sudah mengakrabi dunia kesenian, utamanya musik, dengan menggeluti alat musik biola. Namun dia juga menguasai alat musik lainnya.
Itulah pemain biola terbaik asal Indonesia. Semoga Bermanfaat.
Itzhak Perlman Virtuoso biola Israel, konduktor, dan master-instruktur. Ia secara luas dianggap sebagai salah satu virtuosi biola terkemuka abad ke-20. Perlman lahir di Tel Aviv, dalam apa yang akan segera Israel, di mana ia pertama kali menjadi tertarik pada biola setelah mendengar pertunjukan musik klasik di radio. Ia belajar di Akademi Musik di Tel Aviv sebelum pindah ke Amerika Serikat untuk belajar di Juilliard School dengan pedagog biola besar, Ivan Galamian, dan Dorothy DeLay asistennya. Perlman dikontrak polio pada usia empat. Dia membuat pemulihan yang baik, belajar berjalan dengan menggunakan kruk. Hari ini, ia umumnya menggunakan kruk atau Amigo POV / Scooter untuk mobilitas dan memainkan biola sambil duduk.
10 Pemain Biola Paling Terkenal Sepanjang Masa
London - Mereka tak hanya cantik, tapi juga piawai bermain biola (violin). Inilah para pemain biola cantik yang bikin musik klasik makin asyik dinikmati.
Selain lirik yang indah dan juga suara yang merdu merupakan cara instrumen guna menciptakan lingkungan yang menarik. Hanya musisi profesional yang mampu menciptakan sesuatu yang baik dan manis untuk pendengar. Dengan berlalunya waktu, berbagai alat musik telah diciptakan untuk memberikan keunggulan di industri musik seluruh dunia. Salah satu alat musik tersebut adalah biola, tidak ada kekurangan dari alat musik ini tapi apa yang membuatnya istimewa adalah orang yang menggunakannya untuk memproduksi beberapa musik dan suara.
Hilary Hahn mulai bermain biola beberapa bulan sebelum ulang tahunnya ke-4 di Suzuki Program Baltimore Peabody Conservatory. Dia adalah peserta reguler dari kelas Suzuki. Dari 1984-1989, ia belajar di Baltimore dengan bimbingan Klara Berkovich. Pada tahun 1990, pada usia 10, Hahn mendapat tiket masuk di Curtis Institute of Music di Philadelphia di mana ia belajar di bawah pengawasan Jascha Brodsky selama lebih dari 5 tahun. Pemain biola yang indah ini belajar Études dari Kreutzer, Sevcik, Gaviniès, Rode, dan Caprices Paganini. Juga dia punya keahlian melakukan 25 concerto biola yang berbeda, dan program resital.
Sarah Chang memiliki sejarah tampil dengan beberapa kelompok terkenal seperti Los Angeles Philharmonic, NHK Symphony Orchestra of Tokyo, Hong Kong Philharmonic Orchestra, Bayerische Rundfunk Orchestra, Washington National Symphony Orchestra, dan Oslo Philharmonic. Dia dikenal sebagai pemain biola ahli di zamannya. Dia belajar bermain biola pada usia dini saat umur 16 tahun. Dia adalah seorang ahli Pittsburgh Symphony Orchestra, Melbourne Symphony, Orchestre de la Suisse Romande, dan Honolulu Symphony.
Maxim Vengerov lahir pada 20 Agustus 1974 di Novosibirsk, Rusia. Dia mulai belajar biola pada usia 5 tahun dari Zakhar Bron. Pada tahun 1984, Maxim bepergian ke luar negeri untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional. Dia adalah pemenang International Karol Lipinski. Maxim telah dikenal sebagai salah satu perfeksionis biola sepanjang masa.
David lahir pada tahun 1908 hingga wafat tahun 1974. Pemain biola Rusia ini dikenal di seluruh dunia dengan gaya yang unik saat pertunjukkannya. Dia sering menggunakan alat perekam apapun untuk merekam pertunjukkannya, salah satu pertunjukkkannya yang terkenal adalah Concerto Tchaikovsky. David salah satu teman terdekat dari komposer favorit rusia Prokofiev, Shostakovich, Khachaturian dan Glazunov.
Dia memiliki teknik yang oriental dan berkualitas tinggi sehingga membuatnya diakui di seluruh dunia. Ia lahir pada tahun 1891, dan belajar bermain biola di Imperial Academy of Music di Odessa, Ukraina. Di usianya yang ke 11, Mischa menciptakan ratusan ketukan, dan menulis berbagai potongan yang sulit seperti Wieniawski Second Concerto. Dia berlatih selama beberapa tahun sampai ia mendapat pegangan penuh, dan ini yang membuatnya tampil baik di berbagai konser.
Ole Bull umumnya dikenal sebagai orang India, tapi dia sebenarnya seorang keturunan Inggris dari Norwegia. Ia lahir pada tahun 1810 dan meninggal pada tahun 1880. Sepanjang masa mudanya di habiskan untuk belajar bermain biola. Dia ingin menjadi seorang perfeksionis seperti Franz Liszt, Clara, dan Robert Schuman, Felix Mendelssohn dan lain-lain. Jadi untuk mewujudkan impiannya dia bergabung dengan berbagai lembaga, dan pada akhirnya datang sebagai seorang profesional dengan khas gaya bermain biola.
Sejauh ini, Jascha Heifetz adalah salah satu pemain terbesar era modern. Lahir pada tahun 1901, dan meninggal pada tahun 1987, ia adalah salah satu pemain biola paling terkenal sepanjang masa. Ia bermain untuk Tchaikovsky Violin Concerto, dan pada rekamannya Zigeunerweisen menampilkan kesempurnaan seorang Jascha. Ia dikagumi karena gaya mengesankan bermain biola, dan kualitas nada yang luar biasa, namun sebagian karya besarnya cukup sulit dimengerti bagi pemain biola baru.
George Bernard Shaw dikritik karena gaya hidupnya, tapi ia meninggalkan semua kritik di belakang dan fokus pada belajar biola. Ia lahir pada tahun 1844, dan meninggal pada 1908. Gaya tertinggi bermain biolanya, serta rekaman tabung silinder, dari sekitar 1904, termasuk Zigeunerweisen masih diingat oleh pemain biola saat ini. Dia juga berlatih memainkan alat musik lain seperti piano dan drum.
Ia lahir pada 1653, dan telah membuat tempat khusus dalam dunia musik. Arcangelo mendapat pelatihan bermain biola dari Corelli. Teknik yang digunakan untuk memainkan instrumen itu berbeda dari penggunaan jari-jemari pada umumnya, membentuk postur yang membungkuk. Dia mendapat ketenaran di seluruh Eropa. Dia menciptakan potongan asli bagi masyarakat, dan bukan pengikut kunci nada D pada senar tertinggi.
1. Anne Sophie Mutter
Anne Sophie Mutter lahir di Rheinfelden, Jerman. Dia mulai bermain piano pada usia lima tahun. Dia di ajar oleh Erna Honigberger, mahasiswa Carl Flesch. Ketika Honigberger meninggal, Anne melanjutkan studinya dengan Aida Stucki di Winterthur Conservatory. Dia telah menerima beberapa penghargaan untuk keterampilan bermain biolanya yang sangat indah. Dia diundang oleh Herbert von Karajan untuk bermain dengan Berlin Philharmonic. Pada tahun 1977, ia memulai karirnya di Festival Salzburg dan dengan England Chamber Orchestra di bawah bimbingan Daniel Barenboim. Dari sanalah dia mulai menjadi terkenal.
Sumber : http://www.rangking10.com/2014/09/rangking-10-pemain-biola-paling.html
Jika kamu menyukai musik klasik, jazz, atau klezmer, kamu mungkin pernah mendengar tentang Itzhak Perlman. Sedikit informasi, Itzhak Perlman pernah memenangkan 16 Grammy Awards, Presidential Medal of Freedom, dan segudang penghargaan lainnya. Dia adalah salah satu pemain biola kontemporer terhebat (yang telah berkecimpung dalam banyak instrumen) dan seorang guru yang sangat menginspirasi, baik dalam musik maupun kehidupan pribadinya.
Masa kanak-kanaknya sangat sulit, ia mengejar mimpinya dengan penuh pengorbanan, melawan bias disabilitas, dan memilih untuk menginspirasi orang lain melalui kecintaannya pada musik. Yuk, mari kita jelajahi fakta tentang pemain biola terkenal Itzhak Perlman.
Itzhak Perlman memiliki banyak penghargaan
Perlman telah memenangkan 16 Penghargaan Grammy, penghargaan pertamanya adalah pada tahun 1977, untuk Penampilan Solois Instrumental Terbaik (dengan orkestra) dari The Four Seasons karya Antonio Vivaldi. Tahun berikutnya, dia menerima dua lagi, dan pada 1980, dia menerima empat Grammy. Dia sudah memiliki 10 Grammy pada tahun 1986, ketika Presiden Ronald Reagan memberinya Medal of Liberty.
Selama tahun 1990-an, Perlman juga menerima empat Emmy, untuk program musik seperti film dokumenter PBS Fiddling for the Future dan In the Fiddler's House (yang terakhir mengeksplorasi kontribusi Perlman pada musik klezmer). Pada tahun 2005, Perlman menerima Golden Plate Award dari American Academy of Achievement, dan segera setelah itu dia menerima Grammy Lifetime Achievement Award.
Akan tetapi, Perlman tidak membatasi dirinya pada penghargaan musik. Dia juga terlibat dalam dunia akademik, ia memberikan kontribusi pada sektor-sektor seperti filsafat dan sains. Pada tahun 2002, dia menjadi anggota terpilih dari American Academy of Arts and Sciences, dan dia juga anggota American Philosophical Society.
Perlman juga memiliki gelar kehormatan dari universitas Harvard, Yale, Brandeis, dan Roosevelt, serta gelar doktor kehormatan di Juilliard School, yang pernah membentuk masa depannya sebagai musisi terkenal dunia.
Penampilan Itzhak Perlman di Pertunjukan Ed Sullivan menjadi awal kesuksesannya
Pada tahun 1958, ia tampil di Pertunjukan Ed Sullivan. Seperti yang dikatakan Sullivan sendiri di acara itu, Perlman direkomendasikan oleh pemain biola hebat bernama Jascha Heifetz dan Yehudi Menuhin.
Kali pertama dalam hidupnya, ribuan orang mendengar Perlman bermain biola dari seluruh penjuru negeri. Ia membawakan lagu Felix Mendelssohn berjudul Concerto in E Minor. Setelah pertunjukan Sullivan selesai, Perlman langsung mendapatkan pujian karena bakatnya. Pertunjukan Ed Sullivan adalah awal dari pendidikan musik Perlman di AS.
Awal yang baik ini juga merupakan awal dari kariernya yang panjang dan sukses. Dia pun memulai tur dengan Sullivan's Caravan of Stars, dengan berkeliling negara bagian selama dua bulan. Beberapa tahun kemudian, Sullivan mengajaknya kembali ke panggungnya pada tahun 1964 untuk membawakan Second Violin Concerto milik Henryk Wieniawski. Setahun kemudian, Perlman merekam album pertamanya.
Kejeniusan sejak dini
Niccolo Paganini menunjukan bakat luar biasa dalam bermain biola sejak usia muda. Ia belajar dari ayahnya, Antonio Paganini, yang juga seorang pemain biola. Ayahnya cukup keras dan disiplin dalam melatih Nicollo dari usia 5 tahun.
Niccolo Paganini dengan cepat dapat menguasai biola dan mulai tampil di depan publik pada usia tujuh tahun. Ia juga belajar dari beberapa guru biola lainnya, seperti Giovanni Servetto dan Alessandro Rolla. Pada usia 13 tahun, Niccolo Paganini sudah menjadi guru biola di Lucca, sebuah kota di Toscana, Italia.
Baca Juga: 6 Fakta Origami, Dahulu Hanya untuk Kaum Elit dan Upacara Keagamaan